Di denting yang berselisih satu
Dari ranjangku dan tempatmu berdiri
Selain jarak, tidak ada lagi yang membentang
Ralat, ada
Harapan
Di denting yang sama
Dari ranjangku dan ranjangmu
Selain jarak, yang ada cuma rindu
Dengan perngharapan dan penantian
Kubiarkan mataku mencari-cari rupa
yang kunanti
Di jalan yang sama, sisi yang berbeda
Arah mata angin yang tak sama
Berdiri berseberangan, kita berjalan berpapasan
Hapus segala kalimat baik tentang harapan
Muncul satu set pertanyaan yang tidak dijual terpisah
Kau kah itu?
Ini kah pertemanan?
Dan kubiarkan denting mengalun
hingga kubaca
Tak kuanggap semua berita di luar
sana
Kupikir semua itu tidaklah benar
adanya
Dan aku merindu meski dekat
Tak kuanggap semua berita di luar sana
Apa yang kudengar mungkin suara gendang telingaku sendiri
Apa yang terngiang hanya buah cemasku sendiri
Dan aku lunglai dekat denganmu
Tak kuanggap nyata semua yang
kulihat
Ini hanyalah pembiasan cahaya
Dan kami menangis bersama
Di tiga ranjang berbeda
Aku sambil berpikir
Aku sambil tertidur
Aku sambil bermimpi
Berakhir sudah rasa manis atas pengharapan, penantian,
persahabatan
Dan aku ketakutan
Takut tak mampu bersandar pada
kenyataan
Tapi bulu kudukku tak sanggup
berdiri
Bulu-bulu itu lemah terkulai di
situ
Seperti layu yang tumbuh di jiwa
*nb: gw pajang di sini biar lo tau betapa kecewanya--bukan gw doang--KAMI!!