Kamis, 14 November 2013

Fiction: Tinky-winky, Dipsy, Lala, ..... PHO

Diposting oleh kuinda di 16.10
I like the way you make me giggle over you
Don’t put me here in the middle of her and you*

Aku melangkah tergesa, sementara jari dan mata masih sibuk mencari-cari nomor telepon penjual karangan bunga. Hari ini aku benar-benar berniat memesannya. Sekadar untuk memberikan selamat kepada pasangan lama yang sok baru, dan mungkin sekaligus untuk mengucapkan turut berduka cita atas kematianku.

Kenapa sih mereka harus balikan? Kenapa dulu meninggalkan dia demi aku—katanya—kalau ujung-ujungnya jadian lagi? PDKT-nya sama siapa, jadiannya sama siapa?! Balikan pula!

Jujur, I’m almost dying.

Dengan cara apapun, Tuhan, kumohon cabut nyawaku sekarang!

Brak!

Shit! Tabrakan seperti ini tidak akan membuatku mati, malah membuatku sebal dua kali. Aku mendongkak, bersiap mendamprat siapapun yang menabrakku hingga ponselku terlempar jauh. Kalau ponselku sampai tak bernyawa lagi, bagaimana bisa aku memesan karangan bunga—yang sebenarnya untukku sendiri?

I haven’t called the flower man, have I?


Heran karena yang di hadapanku sekarang adalah seorang cowok dengan sebuket bunga. Meskipun bukan karangan bunga, sih. Setidaknya dia membawa bunga. Dan dengan paksa, kurebut buket itu dari tangannya, lalu kabur sambil kuraih ponsel yang terlempar tadi. Maaf, flower man, aku membiarkanmu melongo sendirian di situ. Jangan terpaku oleh kelakuanku.

***

“Semangat, ya.”

“Sabar, ya.”

“Jangan nangis, ya.”

Begitu banyak kalimat berakhiran ‘ya’ yang ingin kujawab dengan ‘tidak’. Tapi aku terpaksa mengangguk sambil berpura-pura semangat, sabar, dan—yang paling penting—tidak menangis. Tangan kiriku masih menggenggam erat buket bunga yang kurampas tadi, sementara tangan kananku menelanjangi bunga-bunga itu hingga separuhnya tak lagi bermahkota.

Who brought you flower?” Viona meledekku, terlihat dari tatapan matanya dan bibirnya yang seakan menahan tawa.

“Nyet, ini tulisannya ‘With biggest condolence’ kalo lo mau tahu,” Kataku asal, sebelum benar-benar memperhatikan secarik kertas dengan tulisan yang membuatku nyaris muntah, muak karena terlalu terbiasa dengan kalimat yang tak akan pernah lagi terucap untukku itu.

Viona lekas merebutnya, dan kertas itu tampaknya langsung menyedot perhatiannya. “Hey, this is ‘I love you’, Nyet!”

“Gue bacanya aja mau muntah, lo bilang gitu langsung naik ke tenggorokan si onigiri yang gue makan tadi!”

“Hayo, siapa?”

Pertanyaan yang tidak penting. Viona pasti akan mendampratku kalau kubilang aku merebutnya.
Someone with his big condolence.”

Whoever your ‘someone’, nggak ada ceritanya jadi PHO lagi ya.”

Lagi-lagi kalimat berakhiran ‘ya’ yang ini kujawab ‘tidak’. Dengan merampas buket bertuliskan ‘I love you’ yang harusnya diberikan kepada pacarnya, secara tidak langsung aku sudah menjadi perusak hubungan si flower man tadi dengan pacarnya. Atau dengan pelanggan toko bunganya, mungkin.

Not to be PHO is not easy. Sometimes you fall in love with someone who already has someone to love. And then they fall in you, it means you hurt someone’s someone. Ah, who cares about PHO?

*) Lala Karmela, Sweet Temptation
**) PHO: Perusak Hubungan Orang, gue pernah dikatain ini sama cewe yang ngerasa hubungannya gue rusak -_- padahal… pacarnya sendiri yang ngerusak hubungan mereka. *emot geleng-geleng*
***) Gue minta maaf kalo bahasa Inggris gue acak-acakan, namanya juga BE-LA-JAR.

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama, tempat, waktu, atau kejadian, itu hanyalah kebetulan semata. Kalau yang di-bold, itu mungkin bukan kebetulan. Itu curhatan. Sekian.






0 komentar:

 

chicken monster Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review